Sukses Budidaya Trigona Klanceng - Mencegah Penyusutan Koloni. Salah satu faktor dari kegagalan dalam budidaya Trigona Klanceng adalah jumlah koloni yang terus menyusut. Lebah pekerja atau biasa disebut drone, hanya hidup dalam rentang waktu kurang dari 4 bulan. Untuk menopang keberlangsungan koloni, lebah pekerja terus menerus mencari pakan dan membangun sarang. Sedangkan tugas ratu hanya bertelur saja.
Saat koloni tidak terawat dengan baik, akan terjadi penyusutan koloni. Koloni yang menyusut akan membuat koloni melemah.
Ciri-ciri koloni Trigona Klanceng yang melemah diantaranya :
- Kondisi corong semakin mengecil dan menutup. Melemahnya koloni Trigona Klanceng bisa dilihat dari kondisi corong pintu masuknya. Koloni yang kuat juga menutup corong masuk bila ada ancaman, namun tetap masih jalan masuk bagi lebah pekerja yang hilir mudik keluar masuk sarang.
- Jumlah lebah penjaga di sekitar corong sedikit dan terus berkurang
Apabila koloni yang melemah tidak segera dilakukan penanganan yang tepat, maka bisa dipastikan koloni akan pindah ke lokasi baru jika ratunya masih ada atau lebih parah lagi akan punah karena ratunya mati tanpa ada ratu pengganti
Penyebab penyusutan koloni Trigona Klanceng bisa disebabkan karena kurangnya faktor pendukung dalam perawatan koloni yang baik. Bisa juga karena faktor internal.
Beberapa penyebab eksternal penyusutan koloni
- Sumber pakan dan resin yang kurang. Bisa karena musim paceklik atau memang vegetasinya tidak bagus sehingga sumber pakannya kurang. Ada baiknya selalu menyediakan sumber pakan yang terus ada sepanjang tahun, seperti AMP, Kaliandra, Belimbing dll. Kebutuhan pakan trigona memang tidak sebanyak lebah Apis, sehingga sangat kecil kemungkinan tidak tersedia pakan. Apalagi iklim di Indonesia, banyak sekali tanaman yang terus berbunga, menghasilkan nektar dan polen sepanjang tahun. Apabila sampai tidak tersedia sumber pakan, berarti salah orangnya yang memang malas menyediakan sumber pakan.
Jauh berbeda dengan negara yang memiliki 4 musim, dimana musim gugur dan musim dingin adalah masa paceklik. Mereka harus membantu ketersediaan pakan dengan memberi sirup guna menjaga keberlangsungan koloni. - Terlalu banyak hama dan predator. Cicak, katak, burung dll memang tidak langsung menyerang koloni layaknya semut. Tapi tetap saja mereka adalah ancaman bagi koloni dan harus dilakukan pencegahan dan monitoring.
- Penempatan sarang yang tidak tepat, sehingga terlalu panas atau terlalu ramai orang
Sedangkan penyebab internal penyusutan koloni sering disebabkan karena kondisi ratunya ratunya sudah tua atau mati. Dalam dunia lebah, hanya ratu yang bisa bertelur. Ratu bertanggung jawab sepenuhnya akan regenerasi, sedangkan lebah pekerja bertanggung jawab merawat telur dan ketersediaan pakan.
Ratu memiliki masa produktif sampai sekitar 2 tahun, setelah masa itu tingkat produktifitas akan berkurang
Dalam kondisi alami, ratu mati pada sebuah koloni tanpa ratu pengganti bisa dikatakan tidak pernah terjadi. Jika kekurangan pakan, ratu akan cari lokasi baru sehingga tidak mati, jika ratu mati karena tua, pasti ada telur calon ratu.
Apabila ratu mati karena kecelakaan koloni akan membuat calon telur ratu baru dengan syarat ada telur yang masih muda.
Dalam kondisi lainnya, beberapa penelitan menyebutkan bahwa koloni juga bisa membunuh ratu karena faktor-faktor tertentu, kemudian membuat calon ratu baru.
Mencegah Penyusutan Koloni
Cara yang paling mudah untuk mencegah penyusutan koloni adalah tentu saja menyediakan sumber pakan dan sumber resin yang cukup, menempatkan sarang koloni di tempat yang memang tepat dan layak dan sering mengontrol kondisi sarang.
Apabila koloni menyusut karena tidak ada ratu, cara penangannya adalah melakukan donor telur dengan mengambil telur dari koloni kuat dan meletakkannya dalam koloni yang lemah secara terus menerus, pastikan telur yang didonorkan terdapat telur calon ratu.
Secara alami, koloni kuat akan mempertahankan sarangnya dengan baik dari hama dan predator apabila ketersediaan resin melimpah.