Perjalanan Charles Houston Langkah Besar Menuju Puncak K2
Point penting ekspedisi Nanda Devi yang dipimpin oleh Houston bisa sedikit membantah bahwa puncak K2 tidak dapat ditaklukkan.
Enam Sherpa dari Nepal juga membantu ekspedisi ini sebagai porter. Saat itu, jalur termudah dan tercepat untuk mencapai K2 adalah melalui sisi tenggara, yang sekarang masuk dalam wilayah India. Dari Srinagar, dengan bantuan tujuh puluh lima orang porter lokal untuk mengangkut logistik, mereka melakukan perjalanan long-march sejauh 580 km hanya untuk mencapai base-camp K2. Jalur yang sama yang dilalui oleh Crowley maupun The Duke of the Abruzzidua puluh sembilan tahun sebelumnya. Perjalanan ini sendiri memakan waktu sekitar satu bulan.
Tanggl 12 Juni 1938, team tiba di base camp di Concordia. Setelah melakukan pembayaran untuk ke tujuh-puluh-lima orang porter lokal, Streatfeild memberikan sebuah kantung kain yang berisi empat puluh lima butir kerikil kepada porter-kepala sambil berpesan “Sekarang kalian boleh pulang. Bawa kantung ini dan buang satu kerikil tiap hari. Setelah habis, kalian semua harus kembali ke sini untuk menjemput kami”.
Houston sudah merasa pesimis kalau mereka akan dapat langsung menaklukkan gunung ini. Oleh karena itu, waktu enam minggu yang dimiliki akan lebih banyak dimanfaatkan untuk melakukan pengamatan terhadap beberapa alternatifjalur pendakian dan bila memungkinkan akan mencoba mendaki ke puncak.
Pengamatan awal terhadap igir the Abruzzi spur, jalur yang direkomendasikan oleh ekspedisi Duke of the Abruzzidua-puluh sembilan tahun sebelumnya, ternyata terlalu curam dan berbahaya, sehingga mereka sulit mendapatkan tempat ideal untuk membangun camp. Jalur selatan melalui glasier Godwin Austen maupun jalur barat-daya melalui glasier Savoia justru lebih berbahaya karena, menurut penilaian mereka, sangat rawan avalanche. Sementara itu, sejak hari pertama cuaca juga kurang bersahabat sehingga banyak waktu yang terbuang pada tujuh-belas hari pertama.
Hingga hari ke dua puluh empat sejak tiba di base camp, mereka masih belum dapat menentukan jalur yang akan ditempuh. Sebenarnya saat itu akan sangat mudah bagi Houston untuk langsung lempar handuk dan menyerahkan solusinya pada ekspedisi 1939, sebab secara fisik dan mental team sudah kelelahan meski pendakian belum dimulai; tetapi mereka tetap tidak menyerah. Dalam diary-nya, Houston menulis “K2 ternyata jauh lebih besar dan lebih sulit dari yang saya bayangkan...... seharusnya kita berangkat dengan team yang lebih kuat dan perlengkapan yang lebih baik”.
Akan tetapi, berkat ketekunan mereka, akhirnya Petzoldt dan House yang sejak awal menyukai jalur Abruzzi spur dapat menemukan tempat yang cukup baik untuk membangun camp di jalur ini. Moral team kembali bangkit, semangat kembali menyala, pendakian yang sesungguhnya – meski sangat terlambat – dapat dimulai, camp-camp atas mulai dapat dibangun dan logistik mulai disalurkan.
Pada 15 Juli 1938, team sudah berhasil membangun camp V di ketinggian 6,700 m. Empat hari berikutnya cuaca sangat cerah, camp VI di ketinggian 7,105 m dan camp VII di 7,530 m berhasil dibangun dan logistik disalurkan.
Dari enam pendaki, hanya tersisa empat yang masih mampu bertahan hingga camp VII, yaitu Houston, Bates, House dan Petzoldt. Namun karena keterbatasan logistik yang berhasil mereka salurkan ke camp VII, diputuskan hanya dua pendaki – Houston dan Petzoldt – yang akan terus mendaki, sedangkan dua yang lain – Bates dan House – kembali ke base-camp.
20 Juli pagi, Houston dan Petzoldt yang saling mengikat dengan tali sepanjang dua-puluh meter, meninggalkan tenda di camp VII untuk meneruskan pendakian. Salju sangat tebal, di beberapa tempat mencapai betis, membuat pendakian menjadi sangat menguras tenaga.
Dalam diary Houston tertulis “Petzoldt yang selalu berada di depan terlihat tetap kuat dan berjalan cepat. Sedangkan saya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kaki saya, semakin lama semakin menyakitkan, setiap langkah menjadi sangat berat”.
Setelah mencoba berjuang untuk terus bertahan, Houston akhirnya menyerah. Petzoldt yang semula bersikeras untuk terus mendaki, akhirnya mengalah. Sore itu juga mereka kembali ke camp VII dan baru tiga hari kemudian dapat mencapai base-camp.
Puncak K2 tidak dapat ditaklukkan?
Team ini pada akhirnya memang tidak berhasil mencapai puncak, tetapi berhasil merintis jalur pendakian yang nantinya akan memudahkan pendaki lain pada kesempatan berikutnya. Jalur yang mereka anggap ideal adalah jalur yang sebelumnya sudah direkomendasi oleh The Duke of the Abruzzi, yaitu The Abruzzi Spur.Titik tertinggi yang berhasil dicapai oleh Houston dan Petzoldt pada ekspedisi 1938 ini adalah 7,925 m, masih sekitar 690 m dari puncak.Secara keseluruhan, dari Srinagar hingga kembali ke Srinagar, ekspedisi ini memakan waktu lebih dari 100 hari.
Walaupun belum sampai puncak, mereka bisa memberi support kepada team ekspedisi lain untuk membuktikan bahwa Puncak K2 tidak dapat ditaklukkan adalah pernyataan yang tidak benar.
Kembali ke atas - Puncak K2 tidak dapat ditaklukkan
Bersambung. Diedit seperlunya dari https://www.kompasiana.com/rexthecat