Installasi Listrik 3 phase. Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya listrik yang akan dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban menjadi seimbang. Sistem listrik model 3 fase, biasanya hanya untuk daya listrik dengan kapasitas yang besar, lebih dari 11kva. Sedangkan mesin dengan kebutuhan daya listrik yang besar biasanya memakai model 3 fase, biasa dijumpai di pabrik-pabrik industri ataupun perangkat dengan kebutuhan daya yang besar.
Saya belum pernah mendapati peralatan rumah tangga memakai model 3 fase. Kebutuhan listrik rumah tangga berkisar antara 900 - 5000va dengan model 1 fase. Saya rasa akan menyulitkan jika peralatan rumah tangga memakai model 3 fase. Harus memasang listrik dengan model 3 fase. Terlalu boros jika kebutuhan rumah tangga yang rata-rata dibawah 5kva, kemudian memaksa memasang listrik 3 fase yang biasanya paling kecil 16.5kva.
Dari gardu PLN memang biasanya 3 fase, namun itu akan dibagi ke rumah-rumah, dimana setiap rumah mendapat daya listrik, 1 fase dari ke-3 (R-S-T) fase tersebut.
Saat installasi Video Billboard di Jayapura saya sempat mendapat pengalaman yang bisa saya bagi dengan teman-teman.
Ketika akan memasang stavolt 15KVA, saya bingung karena sumber dari PLN 16.5kva menggunakan sistem 3 fase, sedangkan stavolt yang dikirim memakai sistem 1 fase. Karena bingung, akhirnya saya membeli 3 stavolt 7.5kva. Dimana 1 fase untuk 1 stavolt.
Hasilnya, saya harus menyalakan perangkat tersebut satu-persatu ketika start-up, karena daya dari PLN tidak akan mampu menyuplai kebutuhan listrik ketiga perangkat jika dinyalakan secara bersamaan ketika start-up.
Namun akan sangat menghemat bila menyediakan 1 stavolt 15kva model 3 fase. Dimana output dari stavolt bisa kita bagi sesuai kebutuhan untuk setiap masing-masing perangkat.
Sistem 3 fase ini pada dasarnya merupakan gabungan dari model 1 fase. Contoh daya listrik dari PLN 16.5kva 3 fase, dimana setiap fase akan menyalurkan listrik sebanyak 5.5kva. Jika ada 3 fase maka daya listriknya adalah 5.5 x 3 = 16.5kva.
Ada keuntungan memakai sistem 3 fase, dimana kita tinggal membagi dari 3 fase tersebut ke masing-masing perangkat.
Masalahnya adalah ketika daya 1 fase tidak mampu menyuplai kebutuhan perangkat yang ada. Contoh perangkat membutuhkan daya 7.5kva, sedangkan 1 fasa hanya mampu menyuplai 5.5kva, otomatis daya yang tersedia tidak akan mencukupi, walaupun keseluruhan daya adalah 16.5kva.
Tapi sebagai seorang teknisi, setidaknya bisa memperhitungkan kebutuhan daya yang diperlukan.
Berikut ini contoh illustrasi pembagian listrik sistem 3 fase. Kebetulan perangkat yang saya pasang 3 unit
Sumber daya : 16.5kva 3 fase. Masing-masing fase 5.5kva
3 unit perangkat utama kebutuhan daya maksimal @ 2.7kva
2 unit AC kebutuhan daya maksimal @ 1.2kva
1 unit komputer kebutuhan daya maksimal 900va
Amplifier, IP Kamera, Router, Switch kebutuhan daya kurang dari 900 va
Agar daya bisa disalurkan dengan seimbang, maka kita harus membagi daya yang ada
Untuk perangkat utama kita limit maksimal 3.3kva bisa memakai mcb 15A
Dari masing-masing fase tersisa 5.5-3.3=2.2kva dari setiap fase
2 fase kita bagi untuk ac dengan limit maksimal 1320va, mcb 6A
1 fase sisanya kita bagi untuk PC dengan limit maksimal 1.1kva, mcb 5A
Sisanya bisa kita bagi dengan perangkat yang tersisa sesuai kebutuhan.
Diagramnya adalah sebagai berikut ;
PLN 3 Fase
R, S, T : Masing2 fase ===> Perangkat Utama. 3.3kva
R dan S : 2 fase ===> AC. 1.2kva
T : 1 fase ===> Perangkat tambahan. Sisa daya yang tersedia
Installasi Listrik 3 phase. Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya listrik yang akan dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban menjadi seimbang. Installasi Listrik 3 phase. Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya listrik yang akan dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban menjadi seimbang . Installasi Listrik 3 phase. Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya listrik yang akan dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban menjadi seimbang
Koe barang huelek kok
Hohohoho yo iyo