Pendakian Gunung welirang Jalur Tretes Welirang, 28 Oktober 2009. Gunung Welirang terletak di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dengan ketinggian puncak 3.156mdpl. Welirang dalam bahasa Jawa berarti belerang. Gunung Welirang bersebelahan dengan Gunung Arjuno
Rute termudah bisa ditempuh melalui jalur Tretes. Untuk sampai puncak diperlukan waktu 10-12 jam. Di puncak Gunung Welirang terdapat tambang belerang yang menarik untuk dikunjungi. Penduduk lokal setempat biasa mengambil belerang dari puncak kemudian dibawa turun untuk dijual. SAVE OUR EARTH
Perjalanan masih jauh, belum ada separuh peerjalanan, namun terasa berat bagi kami. Tidak seperti yang kami rasakan ketika ke Lawu. Entah berapa kali kami berhenti untuk memberi kesempatan kaki mengumpulkan kekuatan.
Kami sempat melihat beberapa kera jawa yang berrbulu hitam pekat bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Bahkan Ayam Alas pun sempat menuntun kami hampir 1 km, sampai akhirnya menghilang di semak beelukar.
Pos 3. Pondokan. Pondok Petani Belerang ( Dari sini yang ke kiri Arjuno yang keekanan (lurus) Welirang). Pendakian Gunung Welirang
17:00 WIB. Pondokan.
Waktu terasa begitu lambat beerjalan, menuntun kami sampai tiba di pondok tempat para petani belerang menginap dan mengais rejeki dari dinginnya puncak welirang yang penuh dengan tambang belerang.
Pendakian sementara kami hentikan. Puji Tuhan yang Maha Rahman. Kami mendapat sebuah pondok kosong untuk tempat kami menginap malam itu. Kami memang tidak membawa tenda sebab memang tidak punya. Bersama ca Udin, ember, ambon dan miftah kami secepat mungki menmbersihkan tempat dan mencari kayu bakar, takut keburu gelap. Sebilah parang yang kami bawa benar- benar sangat membantu kami untuk membelah kayu pinus yang masih berbentuk gelonndongan.
Saat sore menjelang magrib dan Isya, suasana begitu berbeda, sangat dingin dan menusuk tulang.
Panasnya air kopi dan mie rebus tidak begitu berpengaruh, kalah dengan dinginnya udara. Satu persatu dari kami masuk ke pondok, sampai saya yang terakhir berada di luar. Gelap mencekam dan dingin menggigit. Setelah membersihkan perapian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan ketika kami tidur, saya merebahkan tubuh saya di paling pinggir dekat pintu. Perapian yang masih menyala tidak banyak memberi panas yang cukup sehingga terasa sangat dingin.
Ritual Doa sebelum melanjutkan pendakian alias sarapan.Pendakian Gunung Welirang
02:00 WIB. Prepare Summit Attack
Saya bangunkkan teman-teman. Api pun menyala dengan sebuah panci di atasnya. Hemmmm nikmat, walaupun agak kotor karena bercampur dengan abu tapi tidak masalah bagi kami, karena tidak terlihat.
03:00 WIB. Start Summit Attack
Pondok pun kami tinggalkan.......... melanjutkan pendakian puncak welirang yang tinggal beberapa kilo lagi.
Rute pendakian memang sangat sulit, munngkin karena banyaknya debu / tanah humus kering yang kalau diinjak, maka 1 cm dari kaki akan tenggelam dalam debu, dan debu yang berterbangan sangat menngganggu pernafasan, walaupun tidak begitu terlihat dikarenakan malam hari.
Senja merah di fajar timur mulai terlihat, ketika kami mulai benar2 memanjat tebing gunung
Melihat matahari terbit adalah yang ditunggu-tunggu, walau belum sampai puncak, namun pemandangan terlihat sangat luar biasa.
Saya sempat muntah entah berapaa kali. Seteleh hampir 1 tahun puasa, hari itu saya membatalkan puasa sampai artikel ini ditulis.
06:30 WIB
Kami sampai di puncak welirang yang arealnya luas dengan semburan gas yang menghasilkan beleerang. Gasnya memang panas, tapi bunga beleerang yang dihasilkan terasa dingin. Sepeerti kebiasaan, kami lagsunng bagi-bagi tugas, cari kayu bakar membuat perapian dan memasak mie rebus.
Diiringi tawa canda temen-temen semakin menambah hangat suasana walau udara terasa dingin, namun tidak sedingin Lawu.
Puncak Gunung Welirang. Pendakian Gunung Welirang
Pemandangan yang sangat indah.
Bersambung ,,,
Mantab gan tulisan nya sangat bermanfaat
Foto nya ko rada ngblur ya gan ? kalo bisa di perbaiki biar tambah kece blog nya