Pendakian Gunung Semeru Menggapai Mahameru
Hari Ketiga Pendakian Gunung Semeru. Menggapai Mahameru
Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya. Mahameru Summit Attack.
Pukul 12:00 WIB sebaiknya bergegas untuk bangun. Segera persiapakan makanan untuk makan sebelum summit attack. Bawa bekal seperlunya (air gula, air tawar dan snack secukupnya). Pastikan peralatan pribadi seperti headlamp/senter, sarung tangan, Jaket, masker dll telah dipakai. Simpan barang bawaan yang tidak diperlukan. Sebaiknya pukul 01:00 sudah berangkat, karena pengalaman saya waktu yang ditempuh untuk mencapai puncak sekitar 4 jam bila sedang ramai pendaki.
Kurang dari setengah jam dari Arco Podho, kita sudah sampai di tanjakan pasir Mahameru
Benar kata orang, maju 2 langkah, mundur 1 langkah?. Bila menapakkan kaki 2 langkah , pasir kerikil akan longsor dan memaksa kaki kita untuk mundur 1 langkah. Harus extra hati-hati, bila terpeleset bisa sampai terperosot jatuh akan sulit untuk mencari pegangan karena 75 persen adalah pasir kerikil.
Karena kekuatan fisik telah berkurang karena melewati rute yang jauh, akan terasa berat. Kunci untuk melewati jalur seperti ini adalah, berjalan perlahan dan atur nafas. Pastikan membawa masker yang bagus karena debu dan udara dingin terasa sangat tidak nyaman.
Sekitar pukul 05:00 kami sampai di puncak. Belum banyak pendaki yang sampai.
Jika bertanya Apa yang dirasakan saat itu?? Rasa Haru yang sangat dan bangga. Rasa lelah, capek, haus, lapar, dingin seketika hilang untuk berapa saat lamanya. Udara sangat dingin ditambah angin berhembus dengan kencangnya.
Kami bergabung dengan pendaki lokal yang dengan cekatan membuat perapian. Kami terperanjat mendengar bunyi keras yang belum pernah saya dengar sebelumnya, seperti terjadi kebocoran pipa gas. Tidak beberapa lama, tampak asap putih kecoklatan muncul dari kawah Jlonggring Seloka. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Maha Suci Allah.
Saya merogoh GPS di kantong jaket dan mencoba melihat jam berapa matahari terbit. Namun saya lupa melihat jam tangan saya untuk mengecek suhu udara di puncak.
GPS itu tidak meleset, jam 06:31, senja merah menyembul di ufuk timur disusul dengan terbitnya matahari.
Dan bagaimana langit ditinggikan
Dan bagaiamana bumi dihamparkan
Dan bagaimana gunung dipancangkan
Tidak berapa lama kami mengikuti wisatawan mancanegara dari perancis yang lebih dulu pergi untuk melihat kawah Jonggring Seloka lebih dekat.
Wajib hati-hati!!! Walaupun terlihat mudah, namun jika terpeleset jatuh sangat sulit untuk mengevakuasi.
Dengan sabar kami menunggu dan menunggu, sekitar 30 menit saat yang ditunggu-tunggu pun datang. Tampak semuanya dengan cepat mengarahkan kamera ke dasar kawah dan entah berapa slide fhoto yang diambil.
Layaknya letusan bom atom, nampak seperti pohon.
Setelah berpuas-puas diri, kami sempatkan untuk berpose bersama dengan wisatawan asing. Sayangnya ketika saya bertanya Speak English mrs dia menjawab No, I dont?
Udara sudah tidak terasa dingin, namun angin tetap berhembus dengan kencang.
Kemegahan Mahameru memang layak diacungi jempol, saksi bisu ratusan dan mungkin ribuan pendaki dengan semangat dan cerita masing-masing menggapai Mahameru. Inspirasi Tiada Batas.
To Be Continued,,,