Belanja Bukalapak tidak profesional??
Sengaja ada tanda tanya (?) di belakang judul, karena ini bisa berarti pertanyaan, bisa juga sindiran. Apa iya belanja bukalapak tidak profesional? Marketplace terbesar di Indonesia tidak profesional, what!!!!.
Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis sendiri sekitar akhir tahun 2016 dan merupakan review bukalapak hasil dialog dengan admin bukalapak. Mengenai belanja bukalapak profesional atau tidak, silahkan ambil kesimpulan sendiri.
Oke, ini lebih ke masalah teknis, namun tidak disikapi dengan baik oleh team belanja bukalapak. Untuk online sehari-hari, saat di kantor, saya prefer memakai browser desktop. Namun saat di rumah, saya lebih prefer memakai iphone saya. Yang perlu sobat ketahui, saya memakai browser juga memakai aplikasi bukalapak. Ini adalah 2 platform yang berbeda.
Masalah Newsletter
Marketplace sangat senang jika sobat berlangganan newsletter. Sobat bisa mendapat info yang menggiurkan iman sobat, info promo, info produk murah dll agar sobat mau merogoh kocek untuk memberi mereka uang, sebagai gantinya sobat bisa mendapatkan barang yang penting tidaknya hanya sobat yang tau. Inti belanja adalah "Sobat memberi uang ke penjual, penjual memberi barang kepada sobat". Tidak jauh beda dengan bukalapak.
Kalau mau boleh ambil kata-kata dari meme 9gag " Shut up and take my money", kurang lebih artinya "Lu jangan banyak bacot, nih ambil dhuit gw". Bacot di sini bisa diartikan promosi/iklan dari penjual. Entah itu tulisan, gambar, video apapun bentuknya.
Namun saya sangat jengkel dengan newsletter. Lebih2 dari toko online yang tanpa jemu menggoda setiap hari agar kita lupa daratan dan doyan belanja.
Saat mendaftar di bukalapak atau toko online manapun, secara default/standar, kita akan mendapat newsletter. Dengan menyerahkan email ke toko online, berarti kita harus rela mendapat newsletter harian/mingguan/bulanan dll tergantung sistem mereka.
Bagi yang jarang buka email, ini bukan lah problem. Namun bagi saya pribadi, email adalah salah satu ladang pencaharian saya. Ibaratnya email itu adalah kantor, newsletter itu surat/brosur/iklan dll. Bayangkan jika setiap masuk kantor, sobat mendapat brosur/iklan dll, bagaimana perasaan sobat? Jengkel, senang, happy, atau biasa saja? Saya pribadi "Jengkel dan muak".
Menonaktifkan newsletter di bukalapak
Well, untuk menonaktifkan newsletter dari bukalapak, mau tidak mau kita harus membuka email terlebih dahulu, kita bisa mengatur newsletter ini. Biasanya ada di tulisan paling bawah dengan ukuran font yang kecil, dengan tujuan agar kita tidak menonaktifkan/unsubscribe.
Untuk menonaktifkan newsletter dari bukalapak, tidak serta merta dengan satu kali klik lalu kita aman dari email-email promo sampah. Kita haru login dulu, masuk menu myLapak -> pengaturan -> lainnya. Hilangkan centang pada newsletter
Setelah menonaktifkan notifikasi newsletter, saya sedikit lega, karena email-email ga penting sedikit berkurang.
Ada kesalahan dalam sistem bukalapak
Selang beberapa hari saya masih mendapat newsletter dari bukalapak. Saya pun jengkel, ini kenapa masih ada kiriman newsletter dari bukalapak. Saya pun kirim email ke administrator bukalapak.
Karena, tidak ada topik yang pas saya pun memilih topik "Pelanggaran- Pelanggaran Produk - Bukalapak"
Si admin membalas pesan saya namun dengan bahasa yang menggurui. Yang saya herankan, kenapa harus membawa "etika" saat membahas masalah teknis, etika adalah suatu yang unik. Masing-masing punya batasan etika yang berbeda-beda. Itu hanya masalah perspektif. Tidak perlu saya jelaskan
Untuk selanjutnya silahkan dinilai sendiri dan bisa sobat baca kenapa "ada kesalahan dalam sistem bukalapak" .
Sobat bisa baca capture email saya dengan admin bukalapak
Emailnya hanya itu saja, karena admin tidak lagi membalas email terakhir saya. Tanpa kata maaf atau terimakasih karena telah memberi masukan kepada bukalapak.
Lalu apakah Belanja Bukalapak tidak profesional ??
Saya jawab dengan pertanyaan retoris "Sangat profesional bukan?"