#TrekkingStory - Pendakian Gunung Sumbing via Garung, Wonosobo

3
3973
Halaman:
1
2
3
Sertakan sumber dengan jelas jika ingin mencopy. Selalu cek tanggal, karena mungkin ada beberapa artikel lama yang belum disesuaikan dengan fakta terbaru

Perjuangan Menggapai Puncak Sumbing

Saya benar-benar mendaki sendiri, artinya saat itu tidak ada orang lain yang naik, yang turun malah banyak. Setelah melewati kawasan pestan, hari sudah gelap dan rombongan terakhir yang saya temui telah lewat.

Pendakian selanjutnya lebih extrim dari sebelumnya. Bermedan batu dan kerikil, jika tidak berhati-hati bisa tergelincir. Jalur yang dilalui terus menanjak sampai di Pasar Watu. Sampai di pasar watu, sobat harus berbelok ke kiri, dan sedikit menurun. Jalur yang ini lebih ekstrim lagi, karena di tepian adalah jurang.

Pendakian Solo, Gunung Sumbing 3371 DPL

Jika sobat suka climbing, mungkin akan sangat menyukainya, karena mau tidak mau, kadang dipaksa untuk merangkak naik karena jalur yang dilewati layaknya tebing bebatuan dengan kemiringan sekitar 600 . Perbedaannya hanya di beban yang harus di bawa. Bila climbing sobat tidak membawa tas carrier.

Pendakian Solo, Gunung Sumbing 3371 DPL

Tidak beberapa lama, sobat akan sampai di kawasan Watu Kotak. Ok, di sini sobat bisa mendirikan tenda untuk bermalam atau sekedar makan-makan memulihkan tenaga. Hujan deras sempat membuat saya hampir putus asa.




Akhirnya saya mendirikan tenda di bawah naungan batu besar, sehingga tidak terkena air hujan. Trangia mini yang saya bawa sangat berguna. Tidak peduli hujan ataupun terang, saya tetap bisa memasak, walaupun di dalam tenda.

Karena capeknya saya tertidur dihangatnya sleeping bed ketika kompor masih menyala. Saya terbatuk-batuk ketika terbangun dan melihat api berkobar di sebelah saya. Dalam keadaan panik saya mencoba memadamkan api dengan apapun yang ada.Perjuangan saya tidak sia-sia, walaupun mie instant yang saya bawa gosong semua termasuk tas pinggang. Jas hujan dan alas tenda bolong di beberapa tempat. Alhamdulillah kamera dan hp saya tidak tergores sedikitpun.

Artikel Terkait :  #TrekkingStory - Pendakian Gunung Ciremai via Linggajati, Kuningan Jawa Barat
Pendakian Solo, Gunung Sumbing 3371 DPL

Kawasan selanjutnya adalah Tanah Putih menuju Puncak Buntu Gunung Sumbing. Medan yang ditempuh tidak jauh berbeda, bebatuan dan terkadang harus merangkak layaknya climbing. Sekitar 1-2 jam sobat akan sampai di puncak Buntu.

Pendakian Solo, Gunung Sumbing 3371 DPL

Di Sebelah timur tampak Gunung Merbabu ,,, sebelah utara adalah gunung Sindoro dan sebelah barat daya Gunung Slamet 3428DPL (110km). Terdapat kawah belerang dan telaga pasir di puncak. Sayang sekali saya harus mengejar bus, jadi tidak sempat turun di kawasan telaga pasir.

Pendakian Solo, Gunung Sumbing 3371 DPL

Jam Casio SGW saya menunjukkan suhu udara 17 derajat celcius, itu pun masih menempel di tangan saya. Saya berfikir, udara di malam hari pasti lebih rendah lagi.

Pukul 07.30 saya mulai turun. Semua barang bawaan saya tinggal di Watu Kotak. Tidak ada bekal yang tersisa. Air minum dan mie yang gosong. Dalam perjalanan turun saya hanya berhenti untuk buang air. Sampai di perkebunan, saya berbincang-bincang dengan petani setempat.

Sekitar pukul 13.00 saya sampai di pemukiman warga. Setelah membeli souvenir, kaos, gantungan kunci dll. Saya menuju base camp pendakian dan mandi. Minbus yang saya naiki melaju ke terminal Wonosobo pukul 15.15 WIB.

Seperti ketika saya datang, saya langsung makan nasi bungkus seharga Rp. 5.000,- Banyak untungnya juga saya duduk di kursi paling belakang. Walaupun non AC, namun bangkunya kosong jadi saya bisa leluasa meluruskan kaki layaknya tidur di sofa.

Pukul 18.00 bus berangkat menuju Rawamangun. Waktunya tidur,,, ZZZzzzzzZZzzzzZZZ,,,,,,ZZzzzzzzzz

Berikut beberapa catatan mengenai pendakian gunung sumbing

Salam Rimba

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.